phaus.org – Sejarah Borobudur: Warisan Budaya Dunia dari Indonesia, Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia yang terletak di Indonesia. Candi ini bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga merupakan simbol kebesaran sejarah dan budaya Nusantara. Seiring berjalannya waktu, Borobudur telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang membentuk sejarah Indonesia. Pada artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang sejarah Borobudur, mulai dari awal pembangunannya hingga pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Awal Mula Pembangunan Borobudur
Latar Belakang Sejarah
Pembangunan Candi Borobudur diperkirakan dimulai pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, yang saat itu menguasai sebagian besar wilayah Jawa Tengah. Dinasti Syailendra dikenal sebagai penganut agama Buddha Mahayana, yang tercermin dalam arsitektur Borobudur yang sarat dengan simbolisme ajaran Buddha.
Proses Pembangunan
Pembangunan Borobudur berlangsung selama kurang lebih 75 tahun, melibatkan ribuan pekerja, seniman, dan arsitek. Candi ini dibangun dengan menggunakan lebih dari dua juta balok batu andesit yang dipahat secara teliti dan disusun tanpa menggunakan semen. Struktur Borobudur terdiri dari sepuluh tingkat, yang melambangkan tahapan spiritual dalam ajaran Buddha.
Masa Kejayaan dan Sejarah Borobudur
Puncak Kejayaan
Borobudur mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 hingga 10 Masehi. Pada masa itu, Borobudur menjadi pusat kegiatan keagamaan Buddha, menarik peziarah dari berbagai penjuru Asia. Candi ini berfungsi sebagai tempat pemujaan, meditasi, dan pembelajaran bagi para biksu serta masyarakat yang datang untuk mencari pencerahan.
Keruntuhan dan Terabaikannya Borobudur
Namun, seiring dengan runtuhnya Dinasti Syailendra dan masuknya pengaruh Hindu serta Islam di Nusantara, Borobudur mulai ditinggalkan. Selama berabad-abad, candi ini terabaikan dan tertimbun oleh abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi serta tertutup oleh hutan yang lebat. Borobudur hampir terlupakan hingga akhirnya ditemukan kembali oleh dunia Barat pada awal abad ke-19.
Penemuan Kembali dan Pemugaran Warisan Budaya Dunia
Penemuan oleh Sir Thomas Stamford Raffles
Pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Inggris di Jawa, mendapatkan laporan tentang adanya sebuah candi besar yang tertutup oleh hutan. Ia kemudian mengirimkan ekspedisi untuk membersihkan dan menggali situs tersebut. Penemuan ini membuka mata dunia tentang keberadaan Borobudur, yang kemudian menarik perhatian para arkeolog dan sejarawan.
Pemugaran dan Pelestarian
Sejak penemuannya kembali, Borobudur telah mengalami beberapa kali pemugaran besar-besaran. Pemugaran terbesar di lakukan pada tahun 1973-1984, yang di prakarsai oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran ini berhasil menyelamatkan Borobudur dari kerusakan lebih lanjut dan memastikan bahwa candi ini dapat di nikmati oleh generasi mendatang.
Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia
Pengakuan UNESCO
Pada tahun 1991, Borobudur resmi di akui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Pengakuan ini menandai pentingnya Borobudur sebagai salah satu warisan budaya paling berharga di dunia. Sejak saat itu, Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Borobudur dalam Kebudayaan Modern
Hingga saat ini, Borobudur terus menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Selain menjadi tujuan wisata, Borobudur juga berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan, termasuk perayaan Waisak yang setiap tahunnya di hadiri oleh ribuan umat Buddha dari seluruh dunia.
Kesimpulan Sejarah Borobudur
Borobudur adalah salah satu harta paling berharga yang di miliki Indonesia. Dengan sejarah yang kaya dan arsitektur yang menakjubkan, Borobudur tidak hanya merupakan saksi bisu dari kejayaan masa lalu, tetapi juga simbol keberlanjutan budaya dan spiritual yang tetap relevan hingga saat ini. Warisan ini harus terus dijaga dan dilestarikan, agar tetap menjadi kebanggaan bangsa dan inspirasi bagi dunia.