phaus.org, Peperangan antara Yahudi dan Romawi merupakan rangkaian konflik yang terjadi selama beberapa dekade di wilayah Judea, yang sekarang merupakan bagian dari Israel dan Palestina. Konflik ini mencerminkan perlawanan Yahudi terhadap kekuasaan Romawi dan upaya mereka untuk mencapai kemerdekaan. Berikut adalah rangkuman sejarah peperangan Yahudi dan Romawi.
Latar Belakang Sejarah
Pada abad ke-1 SM, wilayah Judea berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Meskipun terdapat otonomi lokal, banyak orang Yahudi yang merasa tidak puas dengan pemerintahan Romawi yang di anggap menindas dan tidak menghormati tradisi Yahudi. Ketegangan ini memuncak dalam beberapa pemberontakan besar.
Pemberontakan Yahudi Pertama (66-73 M)
Pemberontakan Yahudi Pertama di mulai pada tahun 66 M sebagai reaksi terhadap penindasan Romawi dan pajak yang berat. Konflik ini di picu oleh protes terhadap gubernur Romawi, Gessius Florus, yang merampas uang dari Bait Suci di Yerusalem. Pemberontakan ini segera menyebar ke seluruh Judea dan di pimpin oleh kelompok Zelot yang radikal.
Pada awalnya, pemberontak Yahudi berhasil merebut Yerusalem dan mendirikan pemerintahan sementara. Namun, Kaisar Nero mengirim jenderalnya, Vespasian, untuk menumpas pemberontakan tersebut. Vespasian dan putranya, Titus, berhasil merebut kembali banyak wilayah sebelum akhirnya mengepung Yerusalem pada tahun 70 M. Setelah pengepungan yang brutal, kota itu jatuh, dan Bait Suci kedua dihancurkan.
Pemberontakan Bar Kokhba (132-136 M)
Pemberontakan Bar Kokhba adalah pemberontakan terbesar dan terakhir melawan kekuasaan Romawi. Di pimpin oleh Simon Bar Kokhba, pemberontakan ini di picu oleh larangan praktik sunat dan rencana pendirian kota Romawi, Aelia Capitolina, di atas reruntuhan Yerusalem.
Pada awalnya, pemberontak berhasil menguasai wilayah yang cukup luas dan bahkan mendirikan pemerintahan sendiri. Namun, Kaisar Hadrian mengirim jenderalnya, Sextus Julius Severus, dengan pasukan besar untuk menumpas pemberontakan tersebut. Setelah pertempuran yang sengit, pemberontakan akhirnya berhasil dipadamkan pada tahun 136 M. Akibatnya, banyak orang Yahudi yang tewas, ditangkap, atau dijual sebagai budak. Yerusalem di hancurkan dan Yahudi di larang memasuki kota tersebut.
Dampak Jangka Panjang Peperangan Yahudi
Peperangan Yahudi dan Romawi memiliki dampak yang sangat besar terhadap sejarah Yahudi dan wilayah Timur Tengah. Kehancuran Bait Suci kedua menandai berakhirnya pusat keagamaan Yahudi di Yerusalem dan mendorong pergeseran ke arah rabinik dan tradisi sinagoga. Pemberontakan ini juga memperkuat diaspora Yahudi, di mana komunitas Yahudi tersebar di berbagai wilayah Kekaisaran Romawi dan sekitarnya.
Dari perspektif Romawi, pemberontakan ini menunjukkan tantangan dalam mengendalikan wilayah yang bergejolak dan menandai salah satu konflik paling berdarah dalam sejarah Kekaisaran Romawi.
Lihat juga: Gunung Paling Berbahaya Dalam Sejarah Dunia
Kesimpulan Kisah Konflik
Sejarah peperangan Yahudi dan Romawi adalah cerita tentang perjuangan dan perlawanan terhadap kekuasaan yang dominan. Meskipun pemberontakan Yahudi tidak berhasil mencapai kemerdekaan, mereka tetap menjadi simbol perlawanan dan keteguhan bagi banyak generasi Yahudi selanjutnya. Peperangan ini juga meninggalkan warisan sejarah yang mendalam yang terus mempengaruhi hubungan dan dinamika di wilayah tersebut hingga hari ini.